KALAU kita kembali ke definisi New York Times, syarat lain untuk disebut sebagai intelektual publik adalah bahwa dia mampu membahas persoalan-persoalan aktual atau issues of the day. Membahas isu aktual tanpa menyertakan pembahasan metodologi atau konsep sehingga bisa diterima publik.
Read MoreKALAU saya transformasikan pemikiran Alan Lightman ke dalam bentuk visual, kira-kira grafisnya akan seperti di samping ini. Hierarkhi I dan II memerlukan otoritas (atau kalau menurut komentar pak Nanang, kompetensi). Tujuannya, agar si pemikir itu menjadi referens publik untuk isu-isu tertentu.
Read MoreKapan seseorang secara etika boleh keluar dari otoritas dia? Sebelum itu, saya ingin memperkenalkan hierarki intelektual publik, menurut Alan Lightman.
Read MoreJADI, apa itu intelektual publik? Saya ambilkan definisi New York Times tentang intelektual publik (public intellectual). “Intelektual publik adalah seseorang yang memiliki pengetahuan (knowledge), otoritas (authority), tentang isu-isu aktual (issues of the day), dan memiliki kemampuan menyampaikannya kepada publik.”
Read MoreSERINGKALI saya meminta para pakar di kampus, atau kaum profesional untuk menulis di media massa. Ada yang menyambut ajakan ini. Namun ada juga yang skeptis.
Read MorePERLAHAN media cetak di dunia dan di Indonesia berguguran. Di Amerika, Washingtonpost (Wapo) sudah menyerah dan dijual kepada Amazon. Jeff Bezos, si empunya Amazon menghapus edisi cetak Wapo, dan kemudian menerbitkannya dalam bentuk daring (online). Di Indonesia, kerajaan bisnis media Kompas Gramedia Group bahkan sudah menutup beberapa tabloid dan majalahnya. Terakhir adalah tabloid Bola.
Read More